Situs PKV Slot Online Resmi Terpercaya Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Perempuan Lebih Sering Mengajukan Perceraian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perempuan Lebih Sering Mengajukan Perceraian. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Oktober 2022

Perempuan Lebih Sering Mengajukan Perceraian

 Perempuan Lebih Sering Mengajukan Perceraian


gorusyeri - Semua pasangan biasanya berharap memiliki hubungan pernikahan berlangsung seumur hidup hingga maut memisahkan. Hanya saja, ada kalanya perceraian tidak bisa dihindari.


Melansir Bright Side, menurut statistik, tingkat perceraian di Amerika Serikat kian melesat, yakni berkisar 43-46% untuk pernikahan pertama.


Fakta yang cukup mengejutkan, sebanyak lebih dari 60 persen perkara perceraian diajukan oleh pihak perempuan. Mengapa bisa demikian? Berikut beberapa faktor yang umumnya jadi alasan perempuan mengajukan gugatan cerai.


Perempuan lebih tergiur dengan karier yang memuaskan daripada peran sebagai ibu rumah tangga


Sebelumnya, ada pola pikir bahwa laki-laki harus mencari nafkah, sementara istri tinggal di rumah bersama anak-anak. Namun saat ini, perempuan tidak lagi mau bertahan dengan status seperti itu. Mereka ingin berpendidikan, sukses, dan punya penghasilan sendiri.


Setelah menikah, perempuan berharap menjalani kehidupan yang menawarkan kepuasan, baik dalam hal karier maupun pernikahan. Jadi, jika ada sesuatu yang dapat membahayakan karier yang sedang dibangun atau diimpikan, perempuan mungkin lebih memilih untuk berpisah.


Perempuan sering kali menanggung lebih banyak beban emosional


Perempuan menginginkan dukungan emosional dari pasangan seumur hidup mereka. Jika istri tak dapat berkomunikasi dengan suaminya tentang masalah yang dialami, ia mungkin mulai merasa ditinggalkan sendirian.


Sementara itu, lelaki mungkin tidak menganggap serius masalah seperti ini. Kondisi tersebut lama-kelamaan akan berdampak buruk pada perempuan, baik secara mental, fisik, dan tentu saja secara emosional. Seiring waktu, ia bakal merasa ditinggalkan dan emosinya akan menguasainya, membuatnya merasa tidak mungkin untuk mempertahankan pernikahan.


Perempuan punya ekspektasi tinggi dan kompleks tentang pernikahan


Media sosial dan film mungkin telah menyebarkan citra yang salah tentang pernikahan. Pernikahan tak selalu indah, tapi juga butuh pengorbanan, komitmen, dan sebagian besar rasa hormat. Saat perempuan menyadari kenyataan itu, ketegangan pun muncul.


Perempuan masa kini mungkin tidak hanya ingin menciptakan keluarga, tetapi juga mendambakan keintiman emosional, komunikasi, pertumbuhan pribadi, dan tanggung jawab bersama. Saat ia menyadari bahwa kriteria tersebut tak terpenuhi, bukan tidak mungkin ia lebih memilih perceraian.


Perceraian tidak merugikan perempuan


Jika perempuan dianiaya secara emosional atau fisik selama berumah tangga, perceraian dianggap sebagai cara untuk membebaskan diri. Perceraian dinilai tidak ada apa-apanya dibandingkan ia harus terus bergulat dengan penderitaan dalam sebuah pernikahan.


Pria percaya bahwa mereka akan kehilangan banyak jika mereka mengajukan cerai terlebih dahulu


Kadang-kadang, pria cenderung tidak mengajukan cerai terlebih dahulu karena yakin itu membuat mereka tidak akan mendapat hak istimewa di pengadilan dalam hal keuangan dan hak asuh anak. Mereka berpikir bahwa laki-laki akan diperlakukan dengan buruk di pengadilan perceraian.


Bahkan dalam banyak kasus, walau sudah berpisah, para lelaki memilih untuk tidak mengajukan cerai dan menunggu pasangannya yang melakukan itu.



Share: